AKSI NYATA MENYEBARKAN BUDAYA POSITIF
Penulis : Arubain
Febriana,S.Pd
Asal Sekolah : SMK
Pawyatan Daha 3 Kediri
Calon Guru Penggerak
Angkatan 7
1.
Latar Belakang Kegiatan
Disiplin positif
merupakan unsur utama dalam konsep budaya positif. Kata disipilin identik
dengan kepatuhan. Jika dibawa kedalam pembelajaran maka yang terbayang adalah
murid yang patuh pada tata aturan kelas, patuh pada tata aturan sekolah, jika
melanggar akan terkena hukuman. Namun pada konsep disiplin positif mengacu
kepada bagaimana seorang guru membimbing muridnya dalam menumbuhkan disiplin
diri karena motivasi internal untuk mewujudkan murid yang merdeka. Hal ini
selaras dengan pernyataan Ki Hajar Dewantara bahwa murid yang merdeka
memerlukan kedisiplinan diri. Dengan memliki disiplin diri maka seseorang akan
mampu mengontrol diri dan menentukan sikap yang mengacu pada nilai yang
diyakini. Disiplin diri membuat seseorang mampu menggali potensinya untuk
tujuan yang bermakna, Guru dapat melakukan disiplin diri kepada murid melalui
segitiga restitusi.
Menurut Gossean (2011),
Segitiga restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk
memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok
mereka, dengan karakter yang lebih kuat. Melalui restitusi kita dapat membantu
murid menjadi lebih memiliki tujuan, disiplin positif, serta memulihkan dirinya
setelah berbuat salah. Penekanannya bukanlah pada bagaimana berperilaku untuk
menyenangkan orang lain atau menghindari ketidaknyamanan, namun tujuannya
adalah menjadi orang yang menghargai nilai-nilai kebajikan yang mereka
percayai. Restitusi membantu murid untuk jujur pada diri sendiri dan
mengevaluasi dampak dari kesalahan yang dilakukan. Restitusi memberikan
penawaran bukan paksaan.
SMK Pawyatan Daha 3 Kediri merupakan sekolah
pinggiran di Kabupaten Kediri. Dimana mayoritas siswanya adalah laki – laki dan
diantara mereka belum disiplin dalam mematuhi peraturan sekolah. Adapun
indikatornya adalah masih ada siswa yang terlambat dan pulang sebelum jamnya.
Selain itu, pengajar di SMK Pawyatan Daha 3 Kediri masih banyak yang belum
mengetahui tentang posisi kontrol guru dan restitusi dalam menangani
pelanggaran u sekolah. Untuk itu, kami mengadakan sosialisasi tentang
“Menciptakan Budaya Positif di SMK Pawyatan Daha 3 Kediri “.
2.
Tujuan Kegiatan
Adapun
tujuan dari kegiatan ini adalah :
a.
Untuk memahami perbedaan
hukuman, penghargaan dan restutusi
b.
Untuk merubah mindset
pengajar di SMK Pawyatan Daha 3 Kediri tentang posisi kontrol dalam mendidik
siswa
c.
Untuk merubah mindset tindakan pengajar di SMK Pawyatan Daha 3
Kediri dalam menangani kasus pelanggaran dengan segitiga restitusi
d.
Untuk membangun budaya
positif di SMK Pawyatan Daha 3 Kediri
3.
Tolok Ukur
Adapun
bukti yang menjadi tolok ukur kegiatan ini berhasil dilaksanakan adalah :
a.
Tersusunnya kesepakatan dan
keyakinan kelas
b.
Murid dan guru mampu
melaksanakan kesepakatan dan keyakinan kelas yang telah dibuat
c.
Refleksi perubahan mindset
tentang penerapan budaya positif yang akan dilakukan setelah evaluasi
d.
Guru dan murid mampu
melaksanakan proses segitiga restitusi ketika ada pelanggaran terhadap aturan
sekolah
4.
Linimasa Tindakan
Adapun linimasa tindakan yang dilakukan adalah :
a.
Mengadakan diseminasi
tentang Budaya Positif terhadap rekan sejawat
b.
Mengajukan budaya positif
sebagai Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan tema “Bangunlah Jiwa
dan Raganya” dengan judul “Membangun Budaya Positif di SMK Pawyatan Daha 3
Kediri”
c.
Berkoordinasi dengan guru
untuk membantu pembuatan kesepakatan dan keyakinan di setiap kelas
d.
Menjelaskan teori kontrol diri
dan membuat kesepakatan dan keyakinan kelas
e.
Menempelkan hasil
kesepakatan dan keyakinan kelas
f.
Murid melaksanakan praktik
budaya positif seperti : berbicara sopan dengan guru dan murid, mematuhi aturan
sekolah, menjaga kebersihan kelas serta penerapan senyum,sapa dan salam di
lingkungan sekolah
g.
Memantau, merefleksi dan
mengevaluasi keyakinan kelas yang telah dibuat
5.
Dukungan yang diperlukan
Adapun dukungan yang diperlukan adalah :
a.
Dukungan dari Kepala
Sekolah, rekan guru dan murid agar linimasa tindakan penerapan budaya positif
yang telah disusun dapat berjalan dengan lancar
b.
Dukungan dari tim IT untuk
mendokumentasikan seluruh kegiatan
c.
Dukungan dari Waka Kurikulum
untuk menjadikan Budaya Positif sebagai Project Penguatan Profil Pelajar
Pancasila
6.
Deskripsi Aksi Nyata
Pada tanggal 7 Januari
2023 Calon Guru Penggerak menyampaikan rencana aksi nyata kepada Kepala
Sekolah. Dalam kegiatan ini kepala sekolah menyetujui rencana diseminasi budaya positif yang
diajukan. Rencana diseminasi tersebut dilakukan secara kolaboratif dengan rekan
sejawat yang menjadi Calon Guru Penggerak juga yaitu Bapak Mujiono,S.Kom.
Setelah itu Calon Guru Penggerak menyusun rencana dan melakukan koordinasi
dengan Tata Usaha untuk membuat undangan diseminasi.
Kegiatan Diseminasi
Budaya positif dilaksanakan pada Hari Sabtu, 14 Januari 2023 dan dihadiri oleh
kepala sekolah, rekan guru dan staff. Dalam sambutannya, kepala sekolah
menyampaiakn bahwa beliau mendukung semua kegiatan Pendidikan Guru Penggerak
dan memotivasi rekan guru untuk mendaftar pada angkatan selanjutnya. Bapak
Kepala Sekolah mengapresiasi positif kegiatan diseminasi dan meminta warga di
SMK Pawyatan Daha 3 Kediri untuk melakukan budaya positif di sekolah. Peserta
diseminasi sangat antusias dalam mendengarkan materi budaya positif meliputi
perubahan paradigma baru, disiplin positif, hukuman dan penghargaan, motivasi
perilaku manusia, kebutuhan dasar manusia, keyakinan/kesepakatan kelas, posisi
kontrol guru dan restitusi.
Kegiatan aksi nyata
selanjutnya adalah menjadikan Budaya positif sebagai project penguatan profil
pelajar pancasila. Adapun hal dilakukan adalah siswa menganalisis kebutuhan
pada diri mereka berdasarkan angket 5 kebutuhan dasar manusia. Lalu meminta
siswa melakukan permainan kontrol diri dan menganalisisnya. Setelah itu
menggali harapan dan kekhawatiran siswa dan menyusun keyakinan/kesepakatan
kelas. Lalu siswa mengkreasikan
keyakinan/kesepakatan kelas dan melaksanakannya. Dengan disusunnya
keyakinan/kesepakatan kelas, semua warga sekolah diharapkan mampu menyakini
setiap rumusan keyakinan/kesepakatan kelas dan menerapkannya di dalam kelas
sehingga budaya positif dapat segera tercipta di lingkungan sekolah.
7.
Hasil Aksi Nyata
Rangkaian aksi nyata
yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :
a.
Guru memahami perbedaan
hukuman, konsekuensi dan restitusi
b.
Guru memahami teori kontrol
diri dan posisi kontrol terbaik sebagai pendidik yaitu manajer
c.
Guru mampu merefleksikan
bahwa restitusi dengan 3 tahapannya bisa membuat murid sadar akan kesalahnnya
dengan kemauan mereka sendiri berdasarkan motivasi intrinsik
d.
Murid dapat memahami teori
kontrol diri bahwa yang bisa merubah dirinya menjadi lebih baik hanyalah mereka
sendiri
e.
Murid dan guru melaksanakan
kepakatan/keyakinan kelas yang dibuat
f.
Murid, guru dan staff
karyawan melaksanakan pembiasaan budaya positif di sekolah
8.
Pembelajaran yang Didapatkan dari Aksi Nyata
Banyak hal yang didapatkan dari pelaksanaan aksi nyata tentang
budaya positif. Salah satunya adalah rasa kebersamaan yang bisa dibangun oleh
seluruh warga sekolah dalam menjalan budaya positif. Kita saling mengingatkan
satu sama lain dalam pembiasaan budaya positif di sekolah. Secara individu,kita
tidak mugkin bisa melaksankan budaya positif sendirian. Karena dukungan, saran
dan masukan sangat dibutuhkan dalam melakukan pembiasaan budaya positif.
9.
Dokumentasi Aksi Nyata
a.
Daftar Hadir Diseminasi
https://drive.google.com/file/d/1xaL2wb4EfLedHxFiYiElG6yGFzxtGnbF/view?usp=share_link
b.
Vidio Diseminasi
c.
Vidio Penerapan Budaya Positif di sekolah
https://drive.google.com/file/d/1s1ekUQjwhCt9H-Iwf64W7slB6ncwoICz/view?usp=share_link
d.
Bukti unggah karya di PMM
https://guru.kemdikbud.go.id/bukti-karya/video/217993?from=share
e.
Screenshoot umpan balik PMM
https://drive.google.com/file/d/1nxuvmMRoP2hFWRx74FudiXfb50TD7zGD/view?usp=share_link
10.
Refleksi
a.
Perasaan selama melakukan
penyebaran Budaya Positif
Saya merasa
senang bisa mensosialisasikan pemahaman saya mengenai budaya positif kepada
rekan guru di sekolah. Ini adalah
pengalaman pertama saya mengenai budaya positif sehingga membuat saya menjadi
termotivasi dan bersemangat untuk menyebarkan praktik baik kepada rekan
sejawat.
b.
Ide dan gagasan yang muncul
selama aksi nyata adalah saya ingin melanjutkan berbagi praktik baik dengan
rekan sejawat. Untuk itu saya ingin membuat komunitas belajar bersama rekan
guru. Komunitas tersebut merupakan wadah untuk saling berdiskusi dan bertukar
praktik baik.
c.
Pembelajaran dan pengalaman
yang didapatkan selama aksi nyata ini adalah saya dapat mengetahui sejauh mana
pemahaman mengenai materi dan konsep budaya positif. Saya juga memiliki
pengalam menjadi pembicara dalam suatu forum diskusi. Kedepannya jika ada
kesempatan menjadi pembicara dalam forum, saya akan mempersiapkan lebih baik
lagi.
0 Comments